This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 05 Januari 2017

BERSEPEDA DI KOTA TUA BANDUNG

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan Bandung akan dicanangkan sebagai kota wisata sepeda pada 25 September 2016. Hari itu bertepatan dengan ulang tahun kota Bandung yang ke-206.


Untuk mempersiapkan hal ini, Ridwan Kamil menggelar pertemuan dengan jajaran Dinas Perhubungan Kota Bandung, Kepolisian Resort Kota Bandung dan perwakilan hotel-hotel berbintang, Jumat 19 Agsustus 2016. Pertemuan dihadiri pula beberapa komunitas pesepeda antara lain In Harmonia Gowesio-ITB’89, Bike to Work, Federal Bandung dan Komunitas Aleut.

Ridwan Kamil optimistis bahwa program wisata sepeda akan mendapat sambutan dari wisatawan. Alasannya, Bandung memiliki modal untuk bersepeda dengan nyaman seperti udara yang sejuk, jalanan yang rindang dan beberapa ruas jalan dengan trotoar yang lebar, sehingga bisa berbagi ruang dengan pejalan kaki.


Daya tarik kota dan sejarahnya juga akan menjadi tema yang menarik untuk dieksplorasi oleh para wisatawan. “Kami menyiapkan 30 titik penyewaan sepeda yang disebar di seluruh kota, juga 32 titik di hotel-hotel berbintang,” ujar Ridwan Kamil.

Selain yang disediakan Pemerintah Kota, sepeda wisata juga akan disiapkan oleh hotel-hotel untuk melayani para tamu yang ingin menggowes keliling kota. Ridwan Kamil berharap setiap hotel bisa menyediakan sepeda sebanyak 10 persen dari total jumlah kamarnya.


Pihak hotel pun menyambut baik rencana tersebut. “Kami sangat antusias dengan ide kreatif ini.” kata Restina, Ketua Himpunan Humas Hotel Bandung.



Beragam tema sudah disiapkan untuk mengantar wisatawan menikmati kota Bandung, antara lain wisata kota tua, arsitektur art deco, kuliner tradisional dan yang paling menarik adalah menelusuri jejak Sukarno muda. Di kota kembang ini memang tersebar situs-situs sejarah yang berkaitan dengan masa muda Sang Proklamator.

Tempat bersejarah itu mulai dari rumah yang ditinggali bersama istrinya Inggit Garnasih, Kampus ITB sebagai tempat ia menimba ilmu, Gedung Landraad saat Sukarno diadili Pemerintah Kolonial Belanda dan lokasi penjara Banceuy tempat Ia menghabiskan 8 bulan sebagai tahanan politik. Di penjara ini, Bung Karno menyusun pledoinya yang terkenal Indonesia Menggugat.

Untuk mendukung program wisata sepeda ini pihak Dinas Perhubungan Kota sudah menyiapkan 350 sepeda. Kepala Dinas Perhubungan Didi Ruswandi menjelaskan bahwa untuk tahap awal pengadaan sepeda menggunakan anggaran APBD. Dinas Perhubungan juga sudah menjajaki kerjasama dengan PT kereta Api Indonesia (PT KAI) untuk pengadaan gerbong khusus sepeda. “Nanti wisatawan dari Jakarta tinggal membawa sepeda masuk kereta dan sampai di Kota Bandung langsung gowes”, ujar Didi.

Ihwal keamanan bersepeda Pemerintah Kota akan memperluas penandaan jalur sepeda di jalanan kota terutama yang terkait rute wisata. Selain itu, akan diupayakan penerapan jalur khusus sepeda dengan menggunakan separator yang bersifat temporer, yang dipasang pada saat akhir pekan di jalan-jalan protokol dengan tingkat kepadatan lalu lintas yang tinggi.

Selasa, 03 Januari 2017

TREK SEPEDA PUNCLUT BANDUNG JAWA BARAT

Siapa yang tidak tahu Punclut? Kawasan yang terkenal akan hidangan khas Sundanya ini mempunyai jalur lintas sepeda yang cukup bervariasi. Jalanan yang terbentang sepanjang 5KM ini menghubungkan kawasan Ciumbuleuit hingga Lembang. Jalanan yang menanjak, menukik dan juga mempunyai turunan tajam ini cocok untuk Wargi Bandung yang baru menekuni hobi bersepeda.

Warga Bandung yang hobi bersepeda bisa dipastikan pernah menempuh jalur menantang Dago (Ir H Djuanda)-Punclut. Jalur di perbatasan Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat ini disebut-sebut jalur favorit bersepeda.
Para pesepeda biasanya menempuh jalur cukup ekstrem tersebut melalui Jalan Ciumbuleuit, masuk Punclut, Kabupaten Bandung Barat.


Di Punclut mereka biasa beristirahat sambil sarapan penganan khas seperti ketan bakar. Di sana juga berjajar kuliner khas Bandung utara mulai dari ayam dan ikan bakar dan goreng, timbel komplet, dan aneka macam kuliner tradisional.Menempuh Punclut perlu pasokan energi memadai, jika tidak akan kalah oleh jalur yang penuh tanjankan dan turunan itu.

Setelah sarapan, perjalanan dilanjutkan ke Dago yang menempuh tanjakan nyaris vertikal,Tetapi begitu keluar Punclut dan masuk Dago melalui jalan di depan Terminal Dago, tantangan melelahkan tersebut segera sirna,Sebab jalur berikutnya menurun.Jika bersepeda pada hari Minggu, pesepeda juga akan memasuki kawasan Car Free Day Dago. 

Di kawasan ini kendaraan roda dua seolah menjadi raja. Mereka bebas melenggang di antara kerumunan masyarakat pejalan kaki.Tidak jarang, para pesepeda mengikuti kegiatan umum yang ada di Car Free Day Dago, misalnya senam pagi.Salah seorang pesepeda, Hari Suharyadi (33), mengaku hampir tiap Minggu bersepeda ke Punclut-Dago. 

Minggu ini pria yang bekerja di sebuah perusahaan swasta ini bersepeda dengan tiga rekannya."Awalnya kita berempat, tapi dua teman teman lainnya balik lagi karena tidak kuat," kata Hari Suharyadi (33), di Car Free Day Dago, Minggu (3/12)."Jadi yang sampai Dago cuman kita berdua," katanya seraya tertawa dan menunjuk rekan satunya lagi.Hari mulai bersepeda dari rumahnya di Kota Cimahi. 

Jarak Cimahi-Punclut-Dago sekitar 26 kilometer, jarak yang bisa membuat kaki lemas dan bergetar terutama pesepeda pemula.Menurut dia, sepeda merupakan olahraga sederhana dan mudah,Tidak perlu keahlian khusus untuk menjalani hobi gowes ini. "Dalam sepeda yang penting siap fisik. Beda kan dengan sepak bola atau tenis meja yang harus punya skill khusus," kata pria yang pernah menempuh jalur Cimahi-Bandung-Sumedang itu.

TREK SEPEDA PALINTANG BANDUNG JAWA BARAT

Palintang adalah nama sebuah kampung di Kecamatan Cilengkrang, BandungTimur yang berjarak kurang lebih 8 KM di utara Ujung Berung. Pada tahun 2007, jalur ini masih berupa bebatuan, tetapi sekarang sudah beraspal dan menjadi tempat favorit bagi para penggemar uphill dan offroad. Apabila diteruskan hingga utara Kampung Palintang, terdapat hamparan kebun Kina dan juga terdapat puncak Palintang yang merupakan titik start dari beberapa jalur offroad sepeda gunung.


Bagi penggila tanjakan, jarak 8 km dari Ujungberung hingga ke batas Kampung Palintang dapat ditempuh dalam waktu 1,5 jam saja. Biasanya tanpa istirahat hingga di warung depan SD Palintang. SD Palintang adalah bangunan paling selatan di kampung ini. Namun saat ini sudah mulai banyak bermunculan warung tempat istirahat sebelum Palintang, terutama di daerah Palalangon. Salah satunya adalah Warlos, atau Warung Bolos, karena mungkin sering jadi tempat nongkrong anak-anak sekolah yang membolos. Selain tanjakan yang lumayan panjang dan kesegaran udaranya, sebetulnya tak ada yang terlalu istimewa dalam perjalanan hingga ke SD Palintang. Keunikan jalur ini baru terasa jika kita meneruskan gowes menyusuri perkampungan hingga keluar lewat utara.


Jika diteruskan sekitar 3 kilometer dari SD Palintang, kita akan sampai di titik tertinggi jalan aspal yang sering disebut Puncak Palintang, berada di ketinggian 1550 meter dari permukaan laut. Jika diteruskan lagi, jalan ini akan tembus ke Maribaya, Lembang, melewati Desa Cibodas yang terkenal dengan Sesar Lembangnya. Sebagai pembanding, puncak Gunung Palasari berada di ketinggian 1840 m dan Ujungberung sebagai titik start berada di ketinggian 700 m. Jadi meskipun jarak total dari Ujungberung hingga ke Puncak Palintang hanya 11 km, perbedaan ketinggiannya mencapai 750 m.  



Puncak Palintang juga merupakan titik start dari beberapa jalur offroad sepeda gunung. Setidaknya tercatat lebih dari 6 jalur sepeda gunung bermula dari sini, seperti Palasari 2, Palasari 3, Palasari 8, Palasari 9, Dano, dan beberapa variasi jalur offroad Genteng. Namun tentu saja tidak semua pehobi sepeda mau gowes nanjak sejauh 11 km. Sebagian penggemar MTB offroad lebih memilih loading terlebih dahulu dengan mobil hingga ke Puncak Palintang. Baru dari titik ini mulai gowes offroad. Alasannya macam-macam, ada yang ingin menghemat waktu, ada yang ingin menghemat tenaga untuk offroad saja, ada yang spek sepedanya tidak untuk uphill, ada juga yang memang tidak kuat nanjak. Sayangnya, saat ini rata-rata jalur setapak di seputar Gunung Palasari sudah hancur tergerus ban motor offroad yang juga setiap weekend banyak lalu lalang.



TREK JALUR SEPEDA WARUNG BANDREK ( WARBAN ) BANDUNG JAWA BARAT

Warung bandrek atau nama singkatnya warban adalah salah satu tujuan favorit bagi goweser di Bandung. Kata para goweser, ngga afdol kalau di Bandung belum menjajal track warban ini. Akhirnya dengan rasa penasaran hari Minggu tanggal 17 Mei 2015, saya mencoba track ini. Sebelumnya memang saya sudah mencari-cari informasi mengenai pengalaman-pengalaman para goweser melalui artikel di internet seputar track warban ini. Katanya jalur warban ini memang jalur yang memiliki tanjakan yang bukan lumayan lagi untuk menguras tenaga, sampai-sampai para goweser pun mempunyai julukan tanjakan “putus asa” pada track menuju warban. Ok saya sedikit report kegiatan gowes saya menuju warban.



Sekitar pukul 05.40 saya melakukan persiapan dari kosan saya di jalan Cikutra. Melakukan pengecekan sepeda dan juga melakukan pemanasan. Oh, iya dari hasil informasi sana dan sini kalau mau ke warban usahakan kondisi fisik dan sepeda dalam keadaan yang prima gaes. Udara masih begitu segar banget kalau pagi-pagi gini. Sampai di perempatan Pahlawan – P.H.H Mustopa bertemu dengan goweser-goweser lain, saling sapa saja dengan mengeluarkan senyum dan membunyikan bel sepeda. Hehehe. Untuk menuju warban saya mengambil rute jalan Suci sampai ketemu perempatan jalan Dago.
Jalan Dago juga masih sepi kalau pagi-pagi seperti ini. Para pedagang-pedagang kaki lima juga saya lihat masih pada merapikan dagangannya untuk dijajakan pada kegiatan CFD. Dari dago ini saya mulai menemui banyak para goweser menuju keatas, saya pikir mungkin goweser-goweser ini juga akan menuju warban. Track jalan Dago ini ngga begitu punya banyak tantangan, tanjakannya juga masih terbilang mudah dilewati newbie seperti saya. Akhirnya saya berhenti di Alfamart dekat pertigaan menuju Taman Hutan Raya (Tahura), sejenak beristirahat dan membeli minum. Disini beberapa goweser juga ada yang istirahat untuk sarapan. Tanya sama bapak-bapak di sebelah saya jalur ke warban masih jauh atau tidak, kata bapak tersebut masih lumayan jauh dari sini, dari tahura saja masih sekitar 3 kilo-an.













TREK SEPEDA CARINGIN TILU BANDUNG JAWA BARAT

CARINGIN TILU TREK SEPEDA DI BANDUNG INDONESIA
Jalur sepeda yang satu ini didominasi oleh tanjakan dengan jalan aspal. Jalur yang berjarak 7 KM dari Saung Angklung Udjo ini terbilang cukup pendek. Sampai saat ini, jalur Cartil masih menjadi favorit Wargi Bandung, karena dapat tembus menuju Warung Bandrek, Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda dan keluar dari Simpang Dago.
Cartil begitulah tempat ini biasa disebut, berasal dari singkatan Caringin Tilu. Cartil dibuka menjadi tempat wisata mulai tahun 2002 itu memiliki keindahan alam yang masih sangat asli. Awal dibuka sebagai obyek wisata, hanya terdapat tiga orang penjual makanan. Namun, kini semakin ramai dengan berdirinya 25 saung dengan berbagai varian makanan yang disediakan.
Nama Caringin Tilu (dalam Bahasa Sunda) berarti tiga beringin diambil dari keberadaan tiga pohon beringin di daerah ini. Tiga pohon dengan umur ratusan tahun kini hanya tersisa satu pohon, karena satu pohon tumbang, dan satu pohon lagi mati kering. Untuk melestarikan keidentikan nama tempat ini dengan keberadaan pohon beringin maka warga masyarakat di sekitar Cartil menanam dua pohon beringin sebagai pohon pengganti.
Di atas tempat ini ada makam leluhur yang diyakini keramat oleh warga sekitar. Selain itu mitos berkembang lagi dengan adanya kejadian yang dihubungkan dengan kematian dua pohon beringin atau caringin saat kekalahan salah satu partai yang berlambangkan beringin pada pemilihan umum.
Daratan tinggi Cartil yang memiliki keindahan alam sangat alami ini, akan membawa kita pada rasa nyaman dan damai melihat harmonisasi alam yang terhampar luas di depan mata kita. Ciptaan Allah berupa keindahan alam dapat kita lihat telanjang menyampaikan pesan kepada kita untuk tetap menjaga kelestariannya. Kita dapat mengamati kota Bandung yang terletak di bawah daratan Cartil dengan sangat leluasa. Pemandangan kota Bandung di malam hari dilihat dari Cartil laksana lautan hitam yang bertebaran beribu bintang berasal dari ribuan lampu penduduk.