Senin, 08 Mei 2017

MENITI TITIAN JALAN KE SITU CANGKUANG & CANDI CANGKUANG DALAM KAYUHAN

Sabtu pagi 6 Mei 2017,sedari selesai Ba'da Subuh yang masih membeku dingin terasa saya memulai perjalanan Gowes sendirianku,..karena rasa penasaran ingin mengayuh di terpaan panas dan debu daerah nagrek hingga Garut,perjalanan memang musti hati-hati maklum ini perjalanan ketiga saya gowes sendirian menggunakan sepeda pulang pergi,peralatan sudah sembari malam saya persiapkan tak lupa saya membawa ban dalam cadangan,pencokel ban,tool kit,pompa,serta alat pertolongan pertama kecelakaan,..lebih baik dipersiapkan dari pada repot dijalan,dan tak kalah penting benda kecil yang musti kita bawa yaitu alat pemotong rantai,jika rantai putus masih bisa kita sambung darurat,karena gowes sendiri memerlukan persiapan mental serta niat yang besar,musti ditopang perlengkapan dan bekal yang cukup.


Dari polsek ujung berung menuju rancaekek,terus Cicalengka hingga istirahat sejenak tak lupa selfie di nagrek sebelum turunan,lumayan perjalanan lebih enak selepas nagrek karena turunan cukup membantu pergerakan saya lebih santai he...he...terus saya melanjutkan perjalanan lurus saja mengikuti jalan raya Garut bandung,patokan setelah pasar leles tidak begitu jauh sudah sampai berbelok ke kiri ke jl.pasopati garut,jalanan lumayan bagus dan bersih..jalan agak menurun dan sedikit tanjakan beberapa saya lewati tak lama sekitar 3 km sudah sampai di gerbang situ Cangkuang.








Oke sudah sampai dan terbayar sudah lelah gowes saya hari ini sampai juga di situ cangkuang,pengalaman gowes sendiri yang mengasikan,kata orang gowes sendiri itu beresiko apalagi jauh sudah saya patahkan ndalam 3 kali perjalanan gowes sendiri,..indonesia memang indah dari setiap jengkal kayuhan sepeda.

Sekelumit pengetahuan tentang Situ cangkuang beserta candi cangkuang 
Tak hanya Jawa Tengah, Jawa Barat juga punya candi. Salah satunya adalah Candi Cangkuang di Kampung Pulo, Garut yang asal-usulnya masih menjadi tanda tanya.




Candi Cangkuang merupakan candi Hindu yang bisa dilihat di Kampung Pulo, Cangkuang, Kecamatan Leles, Garut. Ini pertama kali ditemukan tahun 1966 oleh tim peneliti yang salah satunya bernama Uka Tjandrasasmita. Penelitian ini dilakukan berdasarkan laporan dalam buku sejarah mengenai adanya arca Siwa dan makam Muslim di bukit Kampung Pulo.





"Di Cangkuang itu ada sebuah arca Siwa dan makam Arif Muhammad, tidak menjelaskan adanya candi. Lalu Uka Tjandrasasmita curiga ada apa gerangan. Karena kalau ada nama Muhammad sudah jelas nama Muslim, sedangkan Siwa nama dewa dalam agama Hindu," ujar Zaki Munawar, juru pelihara yang menjadi pemandu saat detikTravel berkunjung ke Candi Cangkuang pekan lalu.
Setelah digali, ditemukan fondasi berukuran 4,5x4,5 meter dan puing-puing candi yang berserakan. Tidak ada keterangan jelas siapa atau kerajaan apa yang membangun candi, tapi dilihat dari batuannya dan kesederhanaan bentuk, Candi cangkuang diperkirakan didirikan pada abad ke-8."Tidak diketahui candi ini peninggalan siapa," kata Zaki.




Batuan yang ditemukan tersebut kemudian dikumpulkan, tapi hanya 40% puing candi yang terkumpul. Akhirnya, candi tetap dipugar dengan puing yang ada ditambah batu yang dicetak agar mirip dengan perkiraan bentuk aslinya.






"Yang terkumpul hanya 40% saja tapi mewakili seluruh bangunan candi. Dengan berbagai pertimbangan, Candi Cangkuang dipugar tahun 1974-1976 tapi yang aslinya 40%. Yang 60% dicetak di wilayah ini sehinggga kelihatan bentuknya yang asli," jelas Zaki.




Setelah selesai dipugar, jadilah Candi Cangkuang dengan ukuran 4x18x8 meter. Arca Siwa yang sebelumnya telah ditemukan di simpan di dalam candi. Nama candi juga diambil sesuai nama daerah setempat.
"Setelah selesai, diberi nama Candi Cangkuang sesuai nama tempat ditemukan. Nama cangkuang diambil dari nama pohon pandan," ucapnya.





Hingga kini, Candi Cangkuang masih berdiri tegak di sebelah makam Arif Muhammad di Kampung Pulo dan sudah menjadi kawasan cagar budaya. Keberadaan candi Hindu dan makam Muslim yang bersebelahan ini juga menggambarkan keharmonisan umat beragama penduduk setempat.



3 komentar:

  1. foto2nya bagus. Treknya keren abis. Salam gowes

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trims Pak widna AS,Salam Goweser juga dari saya pesepeda pemula...

      Hapus
    2. Sepedanya bisa dibawa masuk ke area candi ga kang? Kan harus naik rakit dulu

      Hapus